Minggu, 18 Desember 2022

My strive to make my house clean & cozy

How  can I make my house clean? I just still wonder why my house soooo messy.  There were three adults living there but it was not help.

my idea come from this site: https://www.bhg.com/decorating/storage/organization-basics/declutter/?hid=11d302f17ed349cbc454b9812b58dc5cadda3f2b&did=884905-20221216&cmp=bhgdecorating_121622&utm_campaign=bhg-decorating_newsletter&utm_source=bhg.com&utm_medium=email&utm_content=121622&cid=884905&mid=104619697344&lctg=21824334

Minggu, 31 Juli 2022

Temporary Living Alone

 The time is come. as I predict, one day I will live alone at home, even if temporarily because the children are out of town. Usually I like to cook because I have customers who always eat my food voraciously. Now the house is quiet, I rarely turn on the stove except to boil water.

In Indonesia, if it is calculated, living alone, it is cheaper to eat by buying it at the stalls around the house. Moreover, my portion of food is not too much. Sometimes buy once to eat twice. Rice, one side dish and two types of vegetables, only most Rp. 15-18 thousand (approx $1). It's a lot cheaper than cooking itself. No need washing dishes and kitchen utensils. Likewise there often left waste because unused ingredient.

Nevertheless, I still concerned about health.  I provide oatmeal at home.  In my neat time, I still cook my meal.  there some inspiration channel that I love

https://www.youtube.com/watch?v=K6tcjjSo9_g

or Morgan Yates.   https://www.youtube.com/watch?v=uQIyMz5uHYE

for saving time and energy, I also try to do this hack☺

https://www.youtube.com/watch?v=TA78DHRO_J4


Selasa, 19 Juli 2022

How I live on my 55's

Hello All

Considering the title of my blog and the current  financial circumstances, I should be blogging more often now😁  

 I have started a Youtube account at my 50's. but I'm not consistent enought to submit the content.  so many things I want to talk on my channel, but it's still milling around on my mind, xixixixi ....

I'm not going to talk on them I've started videoing some of my activities and revisiting old photos of places I've been in the past, and turning them into little films.

My efforts so far have been just what you would expect of a middle aged woman trying to grasp new technology!  Anyway, I just thought it would be nice to get us all in the mood for still active and productive.



blogging again

 ta..ra.......

here I am.  writing again, after this long years exciting with new era.  internet, youtube, tiktok..., that make me forget with reading and writing something different with my daily activities.  

the situation was changing

the world was disrupting 

and I  as individual, also changing

I feel excited to get this spirit again.   

huuh, I feel younger.  I enjoying K-pop (even only the easy listening songs and BTS😍😍), and also younger singer such as Dua Lipa, Niki (I love her so much, since she is an Indonesian who going international successfully).  I adore young people who work hard and also play hard.  they deserve that.  as an above 50's maybe I look like not suit with my choice.  but it's me

in balance, I also inspired by some thought of adult person to get their wisdom, learn the lesson learnt and motivated their positive spirit.

it's me
on my almost 60's

Minggu, 13 September 2020

Aku terus belajar

Masa pandemi ini membuat tatanan hidup berubah total.  Aku yang 25 tahun berangkat kerja lima hari bahkan kadang lebih dalam seminggu, dari pagi dan pernah sampai pulang subuh, tiba-tiba harus tiarap di rumah.  Aku sih sangat senang sekali sampai sangat semringah senyumku.  Aku yang orang rumahan, merasa sangat dimanjakan. Aku bisa memasak, menjahit, menyetrika, sungguh ini hobby ku.

Untuk tetap bisa bekerja, mengajar dengan  harus baik, seketika juga aku harus belajar teknologi baru.  mengajar online, dokumentasi virtual dan tetek bengek yg harus diselesaikan secara daring.  Semuanya harus kukuasai dengan cepat.

Aku bersyukur sekali mengalami banyak hal dalam hidup.  Menjadi saksi sejarah teknologi yang bagi sebagian anak muda hanya mendengar ceritanya.  Mengenai tulis menulis misalnya.  Waktu kuliah aku pakai mesin ketik manual, itupun pinjam.  Tapi dengan itu aku mampu menjadi cerpenis meskipun tidak produktif benar.  Skripsi, ketika proposal masih ditulis dengan mesin ketik manual.  Bayangkan betapa ribetnya, setiap salah ketik, satu dua huruf, masih bisa dihapus menggunakan semacam pita putih, tapi kalau salah kalimat, ya harus diketik dari awal halaman. Jaman sekarang, bahkan pakai suara pun sudah bisa keluar naskah,  begitu canggihnya. 

Aku menyaksikan perubahan penggunaan dari disket 5,4 ke 3,6 dan makin lama makin kecil dan powerfull.  aku mengalami penggunaan tombol control, alt ditambah satu dua huruf untuk mengeksekusi perintah seperti misal Ctrl+C untuk copy (ini masih sering kupakai), kemudian munculnya icon, mouse sampai dengan touch screen. Ingat betul ketika pertama kali muncul mouse orang agak takut-takut memegang karena takut nyetrum.  Atau orang takut ngeklik icon takut salah.

Sampai saat ini, munculnya kebiasaan baru, rapat, mengajar dan pertemuan-pertemuan lain secara virtual.  Rasanya dulu ini seperti di film-film, eeeh sekarang kejadian dan mengalami sendiri,  

Sebagai pelaku sejarah, (ciee...), aku masih perlu banyak belajar.  bukan untuk sok-sok an.  Hanya untuk agar kerjaku lebih efisien.  Karena pekerjaanku adalah berhubungan dengan anak muda, yaaa supaya aku gak kelihatan katrok-katrok banget, gitu


Senin, 10 Agustus 2020

Idho Pacaran

     Anakku cowok ini sepertinya punya bakat donyuan dari keluargaku.  Kakakku alm adalah donyuan kampung di jamannya.  Juga adik laki-lakiku aku tahu pacaran lebih dari satu kali sebelum memutuskan menikah.  Bahkan saking lakunya, dua adikku laki2ku menikah lebih dulu.  Mereka tidak melanjutkan kuliah, sementara aku di tahun 2006 masih sekolah S2.  Aku bisa merasakan kekhawatiran orang tuaku waktu itu, seperti khawatirnya aku tentang Ais anak cewekku yg malah kurang gaul.

    Menurutku sih, Idho pacarannya ya lebay juga.  baru declare awal Agustus, eh manggilnya Ayah Bunda!!!  Masih untung mereka berbeda kota sehingga kontak fisik minim.  Pokoknya, si Idho perlu diawasi benar.  Jaman sekarang, informasi dan contoh yang tidak baik beredar di mana-mana.  

    Nih anak, visinya juga sudah jauh 6 tahun kedepan, mau lamaran segala.  sudah dipikir mulai sekarang.  Kita sebagai  orang tua mengingatkan bahwa selama itu, masih banyak kemungkinan yg terjadi.  makanya harus menjaga diri, menjaga hati dan menjaga kehormatan anak orang juga.  Tetap berdoa dan BERI SETENGAH SAJA


Kamis, 30 Juli 2020

Bumbu dan sayur dari kebun sendiri

        Hari ini pas Iedul Adha th 1441 H.  Tidak banyak yang ingin kutulis, hanya karena sedang masa pandemi dan semua dalam kondisi prihatin, akibatnya jumlah hewan kurban juga ikut prihatin.  kalau tahun lalu dan dua tahun yang lalu di RT kita saja bisa sampai satu sapi plus 3-5 kambing, tahun ini tidak ada blas.  Alhamdulillah keluarga kami masih bisa berkurban.  dengan pertimbangan masak, hewan kurban kami dititipkan di masjid yang lebih besar.  
    
        Tahun lalu, aku merasa kurban kami terlalu lebay.  Akan lebih baik kalau disalurkan ke daerah yang lebih membutuhkan.  Tapi tahun ini keinginan itu tidak terlaksana lagi, lha wong di lingkungan sendiri saja minim.  Mudah-mudahan masa pandemi dan krisis ini segera berakhir.
    
        ini memang masanya harus benar-benar irit.  Kami bersyukur bisa tinggal di daerah yang masih banyak ruang untuk bertanam.  Jadi sering tidak beli sayuran.  Yang ada di dalam pagar rumah ada tanaman lombok. Sementara yang di luar pagar ada bunga turi, kacang, belimbing (actually milik tetangga tapi free untuk siapapun), kemangi, pepaya dll.  Alhamdulillah.







Jumat, 17 Juli 2020

ILMU IRIT TERPAKAI FULL


        Alhamdulillahi robbil aalamiin, masa PSBB sudah lewat.  Kalau tulisan ini ditemukan dan dibaca kemudian hari,.... pada Maret 2020-Juni 2020 dilakukan pembatasan skala besar akibat Pandemi COVID 19.  catat!!! ini benar2 sebuah situasi yg bisa dianggap membolakbalik, mengacaukan dan kemudian menata kembali sebagian besar dinamika kehidupan.  Nanti anak cucu kita bisa membaca bahwa pada bulan2 itu, semua sekolah tutup, terminal bandara tutup.  Tidak ada kendaraan umum jalan ataupun pesawat diterbangkan.  Sulit dibayangkan di masa serba moderen ini, tiba-tiba diminta "mundur-tiarap" ...tidak kemana-mana secara fisik.  Untung masih ada internet, sehingga masih bisa kemana-mana secara virtual.  Semua berhenti dan dianjurkan di rumah.  Yang masih keluar rumah umumnya pekerja sektor informal yang kalau tidak keluar tidak ada pemasukan.  Demi hidup mereka menantang maut.  begitulah kira-kira.
        Saya yang selama 27 tahun kerja tiap hari ke kantor (kecuali pas cuti), harus ngantor di rumah.. Aje gileee.  Bagi saya ini hadiah ter-epic.  Tidak bermaksud mengurangi rasa simpati pada yg masih harus keluar rumah untuk mencari nafkah, saya merasa mendapat berkah.  Kalau orang merasa bosan di rumah saya tidak.  Sesekali pengen sih pernah, tapi tidak pengen banget.  kalau gak bisa saya gak perlu gedorgedor pintu.  Saya memang orang rumahan. 
            Kondisi saya ideal banget lah.  Masih bisa kerja, mengajar, menata administrasi kantor dari rumah.  Tentu saja, income ya masih relatif lancar (terus terang pemasukan juga menurun😆).  Tapi kebangetan kalau tidak bersyukur.  Saya saaangat bersyukur. 
        
    Kalau direnung dicermati, kita bisa berhemat apa??? BUANYYAAKKK.  Kalau dirinci ini:
  1. pakaian kerja dan pergi-pergi, sebagaian besar ganti daster.  Mungkin tahun depan tdk diberi seragam, karena yg tahun ini utuh.  lagian kampus juga perlu berhemat.
  2. sepatu dan sandal cantik ganti sandal jepit sepuluh rebuan.  Para sepatu dibungkus rapi, menunggu entah kapan dipakai lagi.
  3. bedak lipstik dan kawan2nya,,, utuh sejak Maret.  Cuma butuh untuk skin care saja, biar tetap glowing
  4. uang jajan, kebiasaan di rumah, makan pagi masak, makan siang biasanya beli,  sekarang takut beli jadi masak sendiri, toh ada di rumah.  sebagai ibu, aku juga merasa ada pengiritan uang jajan dan transport anak-2. 
  5. Uang bensin, pernah ku perhatikan sebulan kemarin tidak beli pertamax untuk  Karmun blas.  Tapi diawal2 PSBB memang aki sempat tekor dan terpaksa beli aki baru.  Memang aki si Karmun sudah diindikasi sakit sih.
  6. uang ngemall, waah ini hilang blas.  biasanya paling tidak seminggu dua kali ke Mall, bukan hobby.  Karena Ais kursus EF di TP 6 ya paling tidak dia ke Mall, kadang berangkat sendiri kadang diantar.  sekali berangkat, karena gak berani parkir sendiri, pasti pake vallet.  Ya sekali datang paling tidak 200 rebu.  Duh, kalau diingat uang rasanya susah didapat tapi habisnya cepat
    Memang ada biaya  yang meningkat juga sebagai konsekuensi tentu saja.  Yang jelas kelihatan adalah biaya internet.  Kami membutuhkan internet cepat dan banyak untuk kerja, ngajar, dan anak2 kuliah.  bulan2 pertama PSBB bisa habis sampai 700 ribuan, ini fenomenal karena biasanya hanya 300 ribuan.  Pasang WIFI di rumah menjadi keharusan.  Yang seharusnya meningkat adalah air dan listrik karena semua di rumah.  Tapi sejauh ini tagihan belum nampak meningkat karena belum dicek.😅.  jadi tagihan kelihatannya dibuat rata-rata.  Ya Wes embuh lah





Selasa, 26 Maret 2019

MENYIAPKAN PENSIUN

Tulisan ini kubuat untuk mengingatkanku sendiri, dan barangkali berguna untuk orang lain yang mau membaca.  Sebagai pribadi yang berumur 54 tahun di 2019 ini, rasanya sudah banyak yang terlewati, pengalaman, yang manis, yang pahit, yang sedih dan tentu saja yang menggembirakan.  Rasanya hidup ini sudah lengkap.  Bukan berarti sudah pengen mati!!! beluuum...bekal belum cukup, tanggung jawab belum tuntas.... Tapi sebagai manusia apalagi sudah estewe gini, mikir mati ya wajar.
Pemikiran yang sering muncul adalah
1. Kalau pensiun mau ngapain?  
Sebagai dosen aktif, setiap hari berangkat ke kantor (tidak selalu ngajar), punya tugas struktural, tentu saja  kesibukan harian tidak kalah dengan romusha...(agak lebay siiih).  Tapi bener...rasanya jam kerjaku bisa sampai 12 jam per hari, kadang Sabtu dan Minggupun masuk....(kok gak kuru????....). Karena kerjanya banyak, makan juga banyak...Coba diteliti, orang yang sibuk, biasanya mulutnya juga sibuk .... makan (maaf bagi yang gak gitu dilarang protes...ini fenomena yang masih merupakan hipotesis.  Perlu diuji!!).  Kuamati diriku sendiri, kalau lagi kena deadline pekerjaan yang kupikirkan adalah hidangan pendamping kerjanya apa????, nanti kalau sudah selesai kerjanya, perlu selebrasi...makan lagiiii.  Lha opo ra lemuww.
Kembali ke topik. Utamanya aku ingin pensiun sejahtera dan mandiri.Titik.
Artinya, di masa pensiun jangan sampai bergantung pada anak.  Aku benar-benar berdoa dan tentu saja mulai sekarang berusaha bagaimana menyiapkan pensiunku yang masih 10 tahun lagi. 
Sebagai pribadi, aku bersyukur diberi Allah beberapa keahlian yang sepertinya masih bisa dimanfaatkan ketika pensiun.  Mudah-mudahan rencana membuka warung minggu depan juga bisa menjadi bekal yang bisa diandalkan.
Cerita tentang masa tua memang dilematis.  Hubungan orang tua dan anak adalah hubungan yang kompleks.  Bentuknya akan sangat tergantung pada ajaran Agama, budaya dan kondisi yang diciptakan dalam keluarga itu sendiri.  Pengalaman hidup bersama orang tua selama puluhan tahun memberiku kesimpulan: akan sangat ideal jika hubungan orang tua dan anak bukanlah hubungan ketergantungan secara ekonomi tapi lebih pada hubungan kasih sayang dan saling peduli.  Ini tidak membicarakan orang tua yang dulunya kaya dan sudah menyiapkan warisan yang cukup untuk anak cucu lho... Yang kubicarakan adalah kondisi kebanyakan kita, anak lebih makmur dari orang tua dan orang tua memang sudah punya cita-cita tua ikut anak.  Nah ini yang bahaya.... Tapi tidak ideal juga jika anak sampai dewasa "ikut" orang tuanya terus.  
Orang tua yang ikut anak beranggapan sudah waktunya anak membalas budi orang tua sehingga selayaknya anak ganti merawat orang tua.  Ajaran agama juga menganjurkan demikian.  Ini tidak terbantahkan.  Mangkanya, orang harus kaya agar mampu merawat orang tua.


Kamis, 31 Mei 2018

Frugal bulan Ramadhan

Bulan ramadhan identik dengan belanja-belanji bagi sebagian besar Muslim Indonesia. Puasa yang seharusnya mengurangi makan, kadang tidak berarti mengurangi belanja makanan. Gapapalah, momen puasa perlu memanjakan diri dan keluarga dengan makanan istimewa ketika berbuka dan saur. Menjelang buka, jalanan jadi lebih crowded karena orang cenderung ngabuburit. Bela-beli cemilan. Memang kalau sedang puasa, rasanya makanan apapun jadi ingin diraih. Padahal kalau sudah berbuka, perut juga ada batasnya. 
Belum lagi adanya kebiasaan, hari raya beli baju baru. Mall-mall pasti lebih ramai. Pasar-pasar juga menggeliat
Kondisi ini, kalau tidak terkontrol bisa tidak frugal lagi. Oleh karena itu, untuk mengingatkan para sodara-sodara dan terutama diri sendiri, tetaplah sederhana dengan cara
  1. Upaya memasak sendiri.  Memang puasa itu lemes. Bisa jadi kita para ibu jadi males masak. Tapi ingat pahalanya, ingat iritnya, mari tetap masak sendiri, fighting!!! Tahu sendirilah, selain lebih hemat, pasti lebih sehat
  2. Beli seperlunya. Tetap dianggarkan dan tetap disiplin pada anggaran
  3. Hemat bukan halangan untuk bersilaturrahim. Anggarkan !
  4. Hemat juga bukan halangan untuk berbagi. Bayar zakat dan infak shadaqah diperbanyak
  5. Untuk yg tidak terlalu kekurangan, beli baju tidak selalu di hari raya. Sesuai kebutuhan saja.

Minggu, 31 Desember 2017

Irit ≠ Pelit

Dua kata diatas cuma sama dua huruf belakangnya.  Tapi menurutku, benar-benar beda.  Pelit menunjukkan sifat takut kekurangan sehingga susah mengeluarkan uang atau melepas barang miliknya terutama jika dikaitkan dengan kegiatan amal atau sosial.  Sementara Irit  (frugal) lebih menunjukkan kesederhanaan, terencana dan biasanya punya tujuan keuangan.  
Orang medit bisa pelit memberi kepada orang lain dan bahkan untuk dirinya sendiri.  Keberatan  untuk mengeluarkan uang bahkan untuk kebutuhan utama diri sendiri apalagi untuk memberi kepada orang lain. Individu seperti ini kadang menjadi oportunis. Jika ada kesempatan 'gratisan' akan meraup kesempatan itu sebesar-besarnya. 
Berbeda dengan orang yang bergaya hidup Irit. Gaya hidup irit merupakan pilihan.   Orang dengan gaya hidup irit biasanya tetap menganggarkan dana untuk kebutuhan sosial.  Sepanjang yang kubaca, artikel-artikel tentang hidup irit tetap menganjurkan menyediakan dana untuk kegiatan sosial.  Dalam hal ini, orang irit tetap akan dengan sukarela memberi kepada orang lain sepanjang masih dalam koridor anggarannya.  
Menarik sekali membaca tulisan-tulisan orang atau keluarga yang menjalankan gaya hidup irit.  Mereka lebih memilih memasak sendiri dibanding membeli makan diluar bahkan menanam sendiri beberapa sayuran.  Menyimpan dan memanfaatkan makanan yang tersisa agar tidak buang-buang makanan dan banyak ide-ide irit lain yang bisa dicontoh. 
ada quote menarik dari blog ini
"frugal living isn’t about living as cheaply as you can. Rather, it’s about making mindful choices that allows you to save money so that you can pay off your debt faster and enjoy the small – and big – things in life".
.....dan aku setuju bangets meskipun aku tidak dalam kondisi terbelit utang😛

Kalau dipikir-pikir... irit itu memang gaya hidup yang umumnya dijalankan oleh orang yang menengah kebawah.. bergaya hidup irit karena punya tujuan keuangan tertentu dengan pendapatan yang cukup agar tidak terbelit utang atau bisa menabung.  Sementara itu, kalau kebetulan orangnya kaya raya, istilahnya adalah bergaya hidup sederhana.  Mungkin semua tujuan keuangannya sudah tercapai, tapi tetap seadanya, tidak hedon, apalagi pamer....


Rabu, 29 November 2017

Tip menuju sejahtera keuangan (part I)

Banyak tulisan mengenai bagaimana meningkatkan kesejahteraan.  saya menemukan blog yang menurut saya menarik disini
Tulisanya saya jadikan sumber utama tetapi saya modifikasi dengan kondisi keseharian kita di Indonesia.  Semoga bermanfaat

1. Berinvestasi sebelum Menabung.
Pemahaman awam, menabung sama dengan investasi.  Saya dulu juga berpikir begitu.  Hal pertama yang selalu perlu Anda lakukan adalah menabung untuk keadaan darurat, untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Tetapi jangan lupakan investasi.
Perkembangan sekarang ini menabung di bank pada dasarnya hanya “titip dompet”.  Hampir tidak ada keuntungan financial jika dana diletakkan di rekening tabungan. Bunga pada rekening bank sangat rendah sehingga tidak mengikuti inflasi. Anda perlu berinvestasi sehingga berpotensi menumbuhkan uang Anda. Dikatakan berpotensi karena kita tetap harus ingat ada unsur risiko dibalik reward yang terkait dengan investasi.
 Jika melihat data historis, ada potensi besar di pasar saham. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan berinvestasi di pasar saham atau tidak tahu harus memulai dari mana, Anda dapat mulai menanamkan dana di reksadana saham.

2.  Tabungkan  sebelum dihabiskan.
Biasanya, kita cenderung menyimpan apa yang tersisa dari gaji. Dengan kata lain, kita cenderung menghabiskan dulu sebelum menabung. Ketika  punya uang, kita membayar tagihan terlebih dahulu. Setelah itu  menghabiskannya untuk sesuatu yang disukai dan menyimpan apa yang tersisa. Pola ini memprioritaskan pengeluaran dibanding menabung.
Nasihat keuangan yang baik, menganjurkan agar menabung untuk pensiun Ini perlu menjadi prioritas utama, terutama ketika Anda masih sehat dan produktif. Meskipun demikian, Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan saat kebutuhan meningkat sementara pendapatan terbatas. Jika kondisinya demikian, maka penganggaran harus dibuat dan dijalankan dengan konsisten.  Dengan penganggaran, Anda juga dapat mengevaluasi apakah pengeluaran anda terlalu banyak, pos-pos apa yang perlu dihemat lagi dan sebagainya. Saat ini banyak aplikasi gratis yang membantu penganggaran keuangan personal. Saya pakai spending tracker


3.   Ambil risiko.
Dua hal diatas sudah saya lakukan.  Yang ketiga ini yang belum.  Buka usaha, investasi di pasar modal menjanjikan pendapatan lebih tinggi tapi berisiko juga.  Tetapi pepatah Jawa “jer basuki mawa bea” memang benar adanya.  Tidak ada kemulyaan, kebaikan tanpa usaha.  Kalau kita nyaman dengan apa yang ada sekarang, maka segala sesuatu akan seperti sekarang terus.  Jika kita ingin meningkatkan kesejahteraan keuangan, maka keluar dari zona nyaman, ambil risiko dan nikmati hasilnya.  (catatan : saya belum praktek)

Minggu, 18 Desember 2016

Tiga bulan ini berubah kehidupanku

Benar,
tiga bulan ini, sejak 20 September 2016, kehidupanku berubah total.  Ibu (embahnya anak-anak) dipanggil yang Maha Memiliki Hidup dan Kehidupan.  Aku yang sehari-hari bertemu dengan ibu, harus kehilangan beliau.  Memang bukan sebuah kabar yang mengejutkan karena dalam dua tahun ini embah sakit.  Seperti yang kutulis dalam blog ku yang lalu, awal Ramadhan embah masuk rumah sakit.  Meskipun begitu, tetap saja, nglangut rasanya.  
Apalagi, aku dan adikku menjadi saksi dan pengantar kepergian Ibu.  Prosesnya, ekspresinya, lemahnya aku berada disamping beliau.  Aku akan mengingat rasa itu sampai hayat.