Minggu, 31 Desember 2017

Irit ≠ Pelit

Dua kata diatas cuma sama dua huruf belakangnya.  Tapi menurutku, benar-benar beda.  Pelit menunjukkan sifat takut kekurangan sehingga susah mengeluarkan uang atau melepas barang miliknya terutama jika dikaitkan dengan kegiatan amal atau sosial.  Sementara Irit  (frugal) lebih menunjukkan kesederhanaan, terencana dan biasanya punya tujuan keuangan.  
Orang medit bisa pelit memberi kepada orang lain dan bahkan untuk dirinya sendiri.  Keberatan  untuk mengeluarkan uang bahkan untuk kebutuhan utama diri sendiri apalagi untuk memberi kepada orang lain. Individu seperti ini kadang menjadi oportunis. Jika ada kesempatan 'gratisan' akan meraup kesempatan itu sebesar-besarnya. 
Berbeda dengan orang yang bergaya hidup Irit. Gaya hidup irit merupakan pilihan.   Orang dengan gaya hidup irit biasanya tetap menganggarkan dana untuk kebutuhan sosial.  Sepanjang yang kubaca, artikel-artikel tentang hidup irit tetap menganjurkan menyediakan dana untuk kegiatan sosial.  Dalam hal ini, orang irit tetap akan dengan sukarela memberi kepada orang lain sepanjang masih dalam koridor anggarannya.  
Menarik sekali membaca tulisan-tulisan orang atau keluarga yang menjalankan gaya hidup irit.  Mereka lebih memilih memasak sendiri dibanding membeli makan diluar bahkan menanam sendiri beberapa sayuran.  Menyimpan dan memanfaatkan makanan yang tersisa agar tidak buang-buang makanan dan banyak ide-ide irit lain yang bisa dicontoh. 
ada quote menarik dari blog ini
"frugal living isn’t about living as cheaply as you can. Rather, it’s about making mindful choices that allows you to save money so that you can pay off your debt faster and enjoy the small – and big – things in life".
.....dan aku setuju bangets meskipun aku tidak dalam kondisi terbelit utang😛

Kalau dipikir-pikir... irit itu memang gaya hidup yang umumnya dijalankan oleh orang yang menengah kebawah.. bergaya hidup irit karena punya tujuan keuangan tertentu dengan pendapatan yang cukup agar tidak terbelit utang atau bisa menabung.  Sementara itu, kalau kebetulan orangnya kaya raya, istilahnya adalah bergaya hidup sederhana.  Mungkin semua tujuan keuangannya sudah tercapai, tapi tetap seadanya, tidak hedon, apalagi pamer....


Rabu, 29 November 2017

Tip menuju sejahtera keuangan (part I)

Banyak tulisan mengenai bagaimana meningkatkan kesejahteraan.  saya menemukan blog yang menurut saya menarik disini
Tulisanya saya jadikan sumber utama tetapi saya modifikasi dengan kondisi keseharian kita di Indonesia.  Semoga bermanfaat

1. Berinvestasi sebelum Menabung.
Pemahaman awam, menabung sama dengan investasi.  Saya dulu juga berpikir begitu.  Hal pertama yang selalu perlu Anda lakukan adalah menabung untuk keadaan darurat, untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Tetapi jangan lupakan investasi.
Perkembangan sekarang ini menabung di bank pada dasarnya hanya “titip dompet”.  Hampir tidak ada keuntungan financial jika dana diletakkan di rekening tabungan. Bunga pada rekening bank sangat rendah sehingga tidak mengikuti inflasi. Anda perlu berinvestasi sehingga berpotensi menumbuhkan uang Anda. Dikatakan berpotensi karena kita tetap harus ingat ada unsur risiko dibalik reward yang terkait dengan investasi.
 Jika melihat data historis, ada potensi besar di pasar saham. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan berinvestasi di pasar saham atau tidak tahu harus memulai dari mana, Anda dapat mulai menanamkan dana di reksadana saham.

2.  Tabungkan  sebelum dihabiskan.
Biasanya, kita cenderung menyimpan apa yang tersisa dari gaji. Dengan kata lain, kita cenderung menghabiskan dulu sebelum menabung. Ketika  punya uang, kita membayar tagihan terlebih dahulu. Setelah itu  menghabiskannya untuk sesuatu yang disukai dan menyimpan apa yang tersisa. Pola ini memprioritaskan pengeluaran dibanding menabung.
Nasihat keuangan yang baik, menganjurkan agar menabung untuk pensiun Ini perlu menjadi prioritas utama, terutama ketika Anda masih sehat dan produktif. Meskipun demikian, Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan saat kebutuhan meningkat sementara pendapatan terbatas. Jika kondisinya demikian, maka penganggaran harus dibuat dan dijalankan dengan konsisten.  Dengan penganggaran, Anda juga dapat mengevaluasi apakah pengeluaran anda terlalu banyak, pos-pos apa yang perlu dihemat lagi dan sebagainya. Saat ini banyak aplikasi gratis yang membantu penganggaran keuangan personal. Saya pakai spending tracker


3.   Ambil risiko.
Dua hal diatas sudah saya lakukan.  Yang ketiga ini yang belum.  Buka usaha, investasi di pasar modal menjanjikan pendapatan lebih tinggi tapi berisiko juga.  Tetapi pepatah Jawa “jer basuki mawa bea” memang benar adanya.  Tidak ada kemulyaan, kebaikan tanpa usaha.  Kalau kita nyaman dengan apa yang ada sekarang, maka segala sesuatu akan seperti sekarang terus.  Jika kita ingin meningkatkan kesejahteraan keuangan, maka keluar dari zona nyaman, ambil risiko dan nikmati hasilnya.  (catatan : saya belum praktek)